Dokter Anak: Risiko Tertularnya Anak dan Balita Sama Besarnya dengan Orang Dewasa

Anita D Prameswari
2 min readOct 16, 2020

--

Foto oleh Izzy Park di Unsplash

JAKARTA — Anak-anak dan bawah lima tahun (balita) memiliki risiko tertular Coronavirus Disease atau COVID-19 yang hampir sama dengan orang dewasa, bahkan disebut jauh lebih rentan. Hal itu diungkap dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jatipadang, dr. Charles, M. Sc., Sp. A, dalam siaran daring dari Media Center Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Rabu (14/10).

“Anak-anak lebih rentan. Karena mereka belum mampu untuk memahami fungsi dari masker,” tegasnya lagi.

Menurut Charles, risiko terpaparnya anak dan balita akan virus SARS-CoV-2 datang dari orang tua yang sering keluar rumah maupun lingkungan pertemanan dari anak tersebut. Anak-anak cenderung tidak betah memakai masker karena tidak mengerti konsekuensinya, sehingga meningkatkan risiko tertularnya COVID-19 dari orang lain.

Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

“Kalau orang dewasa diterapkan pakai masker mungkin masih tahan, masih mengerti kepentingannya. Anak-anak itu, saat bermain, dia bisa lepas (maskernya),” lagi, Charles menyambung sambil terkekeh.

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis anak itu turut menyampaikan pentingnya peran orang tua dalam mengedukasi penerapan protokol kesehatan pada anak untuk mencegah tertularnya anak dari COVID-19. Menurutnya, kegiatan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak harus dibiasakan dan dicontohkan oleh orang tua.

“Biasanya anak-anak itu peniru, saat ia melihat suatu kebiasaan yang baru, kita bisa pelan-pelan membiasakan protokol kesehatan pada anak-anak kita,” ujar Charles kemudian.

Ada lebih dari 92,83 juta anak Indonesia yang berpotensi tertular virus SARS-CoV-2. Meski angka kasus terkonfirmasi positif pada usia 0–18 tahun tidak tinggi, namun risiko terkena COVID-19 tetap mengintai anak-anak dan balita. Orang tua memiliki andil yang sangat besar dalam memberi pemahaman pada anak perihal apa yang harus dilakukan saat virus corona ada di sekitar mereka. Charles menyampaikan, penting untuk menahan keinginan untuk keluar rumah untuk hal yang tidak terlalu penting dan disarankan untuk terus memberi gambaran pada anak soal bahaya COVID-19 dengan cara yang disukai anak-anak.

“(Sebab) Lebih baik menahan rasanya bosan, daripada rasa menunggu anak saat dalam kondisi sakit,” tutupnya, mengutip perkataan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon).

--

--

Anita D Prameswari
Anita D Prameswari

Written by Anita D Prameswari

I'm writing for academic purposes. Hope you enjoy my stories!

No responses yet